Jumat, 14 April 2017

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG BELUM MEMBANGUN ASRAMA PUTRI, MAHASISWI DI TERLANTARKAN




PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG
 BELUM MEMBANGUN ASRAMA PUTRI, MAHASISWI DI TERLANTARKAN


Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang di bawah masa pemerintahan Bapak Welington Wenda telah meletakan dasar pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan membangun asrama di beberapa daerah di papua seperti, di kota Jayapura, Kota Manokwari, Kota Merauke dan kota lain sebagai pusat studi putra-putri generasi penerus pembangunan di Kabupaten Pegunungan Bintang. Latar belakang yang mendasari pemikiran Bapak Welington Wenda memprioritaskan bangun asrama saat menjabat sebagai Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang dari masa karateker hingga definitif adalah
Ibu Kota Kab. Pegunungan Bintang (Oksibil)
melihat kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) di negeri Ok Kabupaten Pegunungan Bintang masih minim, dan juga alasan lainya adalah perlombahan catur perpolitikan diantara kabupaten pemekaran baru dari kabupaten induk Kabupaten Jayawijaya di Pegunungan Tengah yang saling bersaing membangun ketertinggalan Sumber Daya Manusia (SDM). patut mengapresiasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang karena Kontribusi masa pemerintahan Bapak Welington Wenda terhadap pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) terutama asrama mahasiswa untuk menampung seluruh  mahasiswa dari 34 distrik untuk mempersiapkan diri menjadi kader penerus pembangunan sudah telah di upayakan dan disiapkan, salah satunya adalah Asrama Putra Mahasiswa Pelajar Kabupaten Pegunungan Bintang di Kota Studi Jayapura.
Namun sayangnya, Pemerintah Daerah masa kepemimpinan Bapak Welington Wenda hanya lebih fokus memprioritaskan membangun Asrama Putra dan belum begitu fokus memikirkan tempat (asrama) yang memiliki kapasitas untuk merangkul mahasiswi dari 34 distrik yang belajar di berbagai kota studi baik di papua maupun  daerah lain di Indonesia. di Kota Jayapura memang sudah ada satu asrama yang dibangun dan sudah terdaftar dalam Dipa Pemerintah Daerah namun tidak memenuhi kapasitas untuk menampung seluruh mahasiswi dari 34 distrik karena wadah tersebut hanya rumah kontrakan yang mempunyai kamar tidur tidak sampai 10 keatas, bahkan dalam menunjang sarana-prasarana yang rusak seringkali putri-putri sendiri yang berusaha hingga melengkapinya. sementara pemerintah selalu menuntut bahwa tugas utama mahasiswa hanya belajar tetapi realitanya selalu berbalik arah.  masa kepemimpinan era Pemerintahan Bapak Welington Wenda sudah berakhir sebelum merampung semua usaha dan niatnya untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) baik bangunan fisik, pasilitas penunjang dan sebagainya sudah bergeser kekuasaan  peralihan kepemimpinan dari pemerintahan Bapak Welington Wenda dengan harapan konsep baik yang belum terampung dapat dilanjutkan oleh  masa kepemimpinan pemerintahan yang baru yaitu masa kepemimpinan  Bapak Bupati Kostan Oktemka.
 Sebagai anak asli daerah, Bapak Bupati Kostan Oktemka memiliki niat besar dan berkomitmen untuk  mendorong Sumber Daya Manusia (SDM) negeri ok Kabupaten Pegunungan Bintang dapat lebih meningkat kualitas mahasiswa pelajar generasi penerus pembangunan dari pemerintahan sebelumnya maka, dalam akhir tahun 2016 bapak mendatangi beberapa Asrama Putra di Kota Studi Jayapura dan semua keluhan kebutuhan penghuni sudah tersampaikan termasuk membangun Asrama Putri yang baru dan berkapasitas untuk merangkul seluruh mahasiswi dari 34 distrik. Kesulitanya adalah apakah dalam masa pemerintahan Bapak Bupati Kostan Oktemka dapat mewujudkan keluhan Mahasiswi Pelajar Kabupaten Pegunugan Bintang ataukah nanti pemerintahan periode berikutnya. semuanya tergantung dari bagaimana komitmen pemerintah daerah.

Dari penjelasan diatas  kita dapat meninjau dari  kesetaraan gender maka sadar entah tidak sadar kita dapat menciptakan dan mempraktekan ketimpangan gender yang sangat luar biasa dan menginjak-injak martabat perempuan negeri ok Kabupaten Pegunungan Bintang selama 14 tahun berjalanya pemerintahan. ironis memang karena praktek semacam itu  sangat kontroversial dengan Emansipasi Gerakan Kaum Perempuan dalam Deklarasi Resolusi Badan Ekonomi dan Sosial perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1975 tentang Women In Development (WID), serta konfrensi PBB tahun 2000 tentang “The Millenium Development Goals” (MDGS) yang mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sebagai cara efektif untuk memerangi kemiskinan, kelaparan, dan penyakit serta menstimulasi pembangunan yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan.
Semoga kita semua anak asli Negeri Ok Kabupaten Pegunungan Bintang memiliki kesadaran akan pentingya kesetaraan gender agar sama-sama bergandengan tangan dan berkomitmen untuk melangkah bersama menuju emansipasi.

Yepmum, Telepe, Lapmum, Asbe, Yelako, Ubrukane (YETELAS)…..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar